Suatu
sore di hari Kamis, cuaca sedang terik-teriknya. Ketika itu Aldi berlari dengan
cepat di depan warungnya Mas Jawa. Aldi berhenti sebentar disana, “Mas, beli
rokok setengah bungkus!”
“Rokok
apa, Al?” Saut Mas Jawa, kalem.
“Hihihi…”
Aldi nyengir.
“Kok
nyengir, Al?”
“Lupa.”
Kemudian
Aldi lari lagi, pulang ke rumahnya. Setelah sampai rumah. Aldi buru-buru nanya
sama Bokapnya, soal rokok apa yang mau dibeli.
Di
tikungan maut deket kontrakan Bu Siti, Aldi hampir kepleset, karena larinya
terlalu kenceng. Tapi ternyata disana ada Kekey. Aldi langsung mendelik
spontan, “Booking lapangan futsal, lah!”
“Buat kapan?” Kekey
menjawab singkat.
“Buat
Minggu!”
“Oke,
infoin yang lain aja, Al!”
“Gampang
itu mah!” Aldi lagi-lagi nyengir, terus nyelonong ke lapangan futsal.
Sampe-sampe dia lupa, kalo tadi bokapnya nyuruh dia buat beliin rokok. Mampus,
siap-siap aja Aldi kena damprat bokapnya!
***
Di
lain tempat, Giri masih asik megang handphone Nokia-nya. Tiap kali hapenya
bergetar, Giri selalu senyum bahagia. Beginilah kalo seorang anak muda sedang
diselimuti oleh rasa cinta. Tiap hari bawaannya seneng terus. Hihihi…
Tak
berapa lama kemudian, hapenya Giri kembali bergetar. Kali ini getarannya sangat
panjang. Ternyata ada satu panggilan. Wajah Giri tampak lebih bersinar, lebih
bercahaya, dan lebih memesona. Dengan raut wajah yang sangat ceria, Giri
berkata mantap, “WAH, ADA PANGGILAN! INI PASTI DARI ADINDA! ADINDAKU TERCINTA!”